Teman

KHAZIMMAZILTUTHOLIBAN@GMAIL.COM. Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » ISLAMI

ISLAMI


CARA PANDANG ISLAM TERHADAP ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang 
Islam merupakan agama yang benar di sisi Allah SWT. Dalam Al-Quran surat pun telah dijelaskan tentang kebenaran dan kesempurnan Islam. Allah telah menurunkan Al-Quran sebagai kitab umat Islam yang menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya yang sudah tidak sesuai dengan zaman. Berbeda dengan kitab Allah yang lain, Al-Quran berlaku sepanjang masa bagi seluruh umat manusia, bukan hanya khusus bagi satu kaum saja. Allah juga menjaga keaslian dan kemurnian Al-Quran dari kepalsuan yang dapat merubah isi asli dari Al-Quran.
Melihat fakta itu, sudah sepantasnya Al-Quran dijadikan pedoman dan penuntun hidup dalam menjalankan keseharian oleh umat Islam sedunia. Dalam kitab inipun telah tercantumkan segala pengetahuan tentang alam semesta. Proses terjadinya alam dan gambaran kehancuran dunia ketika kiamat. Al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan makhlik di dunia, tenteng syariat, perintah dan aturan-aturan hidup yang bersumber langsung dari kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad.
Segala macam ilmu pengetahuan terkini telah tercantum dalam Al-Quran. Tak terkecuali tentang IPTEKS yang saat ini telah banyak dikembangkan manusia. Semua itu hakikatnya bersumber dari kitab Allah yang suci.
Karena itulah, penulis tertarik menyingkap tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, dengan merujuk pada ayat-ayat Allah yang tercantum dalam Al-Quran. Bagaimana pandangan Al-Quran terhadap IPTEKS yang semakin berkembang dewasa ini.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapatkan beberapa rumusan masalah, antara lain :
1.2.1 Bagaimana konsep IPTEKS dalam Islam?
1.2.2 Bagaimanakah integrasi antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
islam?
1.2.3 Apa sajakah keutamaan orang yang berilmu?
1.2.4 Apakah tanggung jawab bagi manusia yang berilmu untuk alam semesta?
BAB II
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI
MENURUT CARA PANDANG ISLAM



BAB II
2.1 Konsep IPTEKS dalam Islam
a. Definisi IPTEKS Menurut Para Ahli
IPTEKS adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat di zaman modern ini dan yang berguna bagi seluruh makhluk hidup. Bila di pisahkan tiap unsurnya, makna ipteks dapat berbeda tiap kata. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hal yang berbeda namun satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pertama, ilmu pengetahuan. Menurut sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dan ilmu sangat berbeda maknanya.
Dalam kitab Ihya' Ulumuddin, Al Ghazali berpendapat bahwa ilmu terbagi ke dalam dua bagian, yaitu ilmu yang berkaitan dengan aqidah dan ibadah wajib, dimana setiap orang wajib mendalaminya dan ilmu yang berkaitan dengan ruang public, misalnya ilmu kedokteran, ilmu sosiologi, ilmu komputer, dan lain-lain, yang tidak semua orang wajib mempelajarinya.
Menurut Afzalur Rahman dalam Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran, Ilmu dapat menggapai Sang Pencipta melalui observasi yang teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang mengatur alam.
Konsep ilmu sendiri menurut Al Quran telah dijelaskan dalam Qs. Ali Imran ayat 190-191 yang artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi".
Sedangkan definisi pengetahuan menurut etimologi berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy, definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar. Secara terminologi, pengetahuan di definisikan sebagai segenap apa yang manusia ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan agama. Pengetahuan ini merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung dan tak langsung memperkaya kehidupan kita.
Ketiga adalah teknologi. Menurut ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan. Teknologi bagai pisau bermata dua. Memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif nya dapat memberi kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia, sedangkan dampak negatif nya adanya ketimpangan dalam kehidupan manusia yang dapat menimbulkan kehancuran alam semesta.
Yang keempat adalah seni. Seperti ilmu, pengetahuan dan teknologi, berbagai definisi seni telah banyak di kemukakan oleh para ahli. Seni berasal dari bahasa latin dari kata Ars atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran. Ada juga yang mengatakan kata seni berasal dari bahasa Belanda yang artinya jenius. Sementara kata seni dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan. Dalam bahasa tradisional jawa, seni artinya Rawit atau pekerjaan yang rumit.
Menurut Ahdian Karta Miharja, seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam suatu karya yang bentuk dan isinya mempunyai untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohaninya penerimanya, sedangkan menurut KI Hajar Dewantara seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, hingga menggerakan jiwa perasaan manusia.
b. Syarat-syarat Ilmu
Ilmu memiliki tiga dasar yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dasar ontologi ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Dalam kata lain memiliki objek studi yang jelas. Objek studi harus memiliki batasan yang jelas, dapat diidentifikasi dan dersifat esensial. Ada dua jenis objek studi, yaitu objek material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu. Menurut Surajiyo dkk. obyek material dimaknai dengan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek material mencakup apa saja, baik yang konkret maupun yang abstrak, yang materil maupun yang non-materil. Bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, konsep-konsep dan sebagainya. Sedangkan objek formal adalah pendekatan-pendekatan secara cermat dan bertahap menurut segi-segi yang dimiliki obyek materi dan menurut kemampuan seseorang. Obyek formal diartikan juga sebagai sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Obyek formal suatu ilmu tidak hanya memberikan keutuhan ilmu, tetapi pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang lain.
Epistemologi atau teori pengetahuan yaitu cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Atau dapat dikatakan bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yang jelas. Ada tiga metode kerja suatu bidang studi, yaitu metode induksi yaitu metode yang menerangkan perbedaan tentang menyatakan yang umumnya dalam alam atau dalam masyarakat. Jalan yang dipakai terhadap alam luaran, yaitu jalan memperbandingkan dan jalan experiman. Metode ini diawali dengan mengumpulkan bukti lalu mencari kebenarannya. Kebenaran yang disebut hukum social tidak dapat diketahui dengan percobaan, seperti yang dapat dilakukan dengan barang-barang di alam atau dengan menetapkan sifat satu-satunya penyakit. Kebenaran hukum social diterima sebab terasa umumnya . Metode yang kedua adalah metode deduksi. Metode ini menetapkan kebenaran dari metode induksi. Diawali ketika manusia menerima kebenaran, lalu diuji dengan memeriksa keadaan. Dan yang terakhir adalah metode enduksi.
Dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh, seberapa besar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat manusia. Ilmu tersebut harus dapat menunjukkan nilai teoritis, hukum, generalisasi, kecenderungan umum dan konsep yang tidak mengandung kerancuan.
c. Sumber Ilmu Pengetahuan
Dalam pandangan Islam, ada dua sumber ilmu pengetahuan, yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak dapat dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akalnya berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasul. Atas dasar pemikiran Islam, ilmu ada yang bersifat abadi dengan tingkat kebenaran yang bersifat mutlak karena sumbernya berasal dari wahyu Allah SWT dan ada ilmu yang bersifat perolehan tingkat kebenaran bersifat relatif karena bersumber dari akal manusia.

2.2 Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni
Dalam pandangan Islam, agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni membentuk sebuah integrasi yang disebut dinul Islam, yang mengandung tiga unsur pokok, yaitu akidah, syari'ah dan akhlak. Dalam Qs. Ibrahim ayat 24-25, Allah berfirman: “Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik. Akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim atas izin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat”.
Ayat tersebut menggambarkan tentang ilmu yang diperumpamakan seperti sebatang pohon yang baik, iman adalah akarnya yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diumpamakan seperti batang pohon yang mengeluarkan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon yang diperumpamakan dengan teknologi dan seni.

2.3 Keutamaan Orang yang Beriman dan Berilmu

Dalam Qs. Al Mujadalah ayat 11, Allah berfirman yang artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelar mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya.
Menurut Ibnu Katsir, Allah SWT menyandingkan diri-Nya dengan para malaikat dan orang yang berilmu hal tersebut adalah suatu penghormatan agung kepada orang-orang yang berilmu. Golongan berilmu ini amat istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Mereka memikul amanah Allah SWT karena mereka adalah pewaris para nabi.

2.4 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Lingkungan
Bumi diciptakan oleh Allah sebagai tempat bernaung bagi manusia. Allah juga menciptakan hewan, tumbuhan dan makhluk lain untuk kepentingan manusia. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, yang ditakdirkan sebagai khalifah di bumi. Sudah sepatutnya pemberian dari Allah ini dijaga dengan sebaik-baiknya.
Tanggung jawab manusia ini akan lebih berat, dikhususkan kepada mereka yang berilmu. Mengelola bumi ini harus dengan ilmu. Pengelolaan bumi yang tanpa kecerdasan hanya akan melahirkan eksploitasi. Para ilmuwan mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan mencegah bumi dari kerusakan. Manusia diberi kebebasan untuk mengeksplor sumber daya alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan seluruh umatnya. Namun mereka harus sadar bahwa kekayaan alam ini terbatas dan suatu saat nanti akan habis bila digunakan secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab.
Dalam Qs. Ar Rum ayat 41 Allah berfirman: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka segera kembali ke jalan yang benar”.
Dari ayat Allah tersebut, dapat di simpulkan bahwa Allah mengamanatkan alam semesta kepada manusia untuk dijaga kelestariannya. Namun akibat dari perbuatan manusia, khususnya yang memiliki ilmu lebih untuk mengeksploitasi alam, kini banyak terjadi bencana dan kerusakan baik di barat maupun di laut.
Tanggung jawab kita untuk menjaga alam ini agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih dahsyat lagi. Karena sesungguhnya dengan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi saat ini, manusia mampu memperbaiki segala kerusakan yang telah terjadi, dengan izin Allah SWT.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Ipteks sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia. Ipteks menghubungkan antara kekuasaan Allah dengan akal pikiran manusia dan ilmu pengetahuan merupakan anugrah dari Allah yang diberikan kepada manusia untuk menjalankan peranannya sebagai khalifah di bumi.
2. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berintegrasi dalam satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bagaikan sebatang pohon yang baik
3. Orang yang berilmu dan beriman dengan ilmunya akan diangkat derajatnya oleh Allah, baik di dunia maupun di akhirat
4. Alam dan isinya ini merupakan tanggung jawab besar bagi manusia, untuk dieksplor sumber dayanya dengan cara yang bijak dan efektif untuk menjaga keseimbangan alam dan mencegah kerusakan alam yang dapat membinasakan seluruh makhluk.

3.2 Saran

1. Bagi para ilmuwan, sebaiknya menggunakan segala kekayaan alam untuk kepentingan umat manusia dengan didasari iman dan ketakwaan kepada Allah dan memanfaatkannya dengan bijaksana
2. Bagi masyarakat luas, turut membantu dalam menjaga kelestarian alam, mulai dengan hal-hal kecil yang sangat mudah untuk dilakukan, misalnya dengan membuang sampah pada tempatnya

0 komentar:

Posting Komentar